Selasa, 08 September 2009

Manfaat teoritis

1.5 Tujuan Penelitian
1.5.1 Tujuan umum:
Merancang alat pengukur Alkaline Phosphatase (ALP) dalam darah berbasis Mikrokontroller AT89s51.
1.5.2 Tujuan khusus:
Tujuan khusus dalam pembuatan alat ini antara lain :
1. Mengaplikasikan Mikrokontroller untuk menampilkan hasil pengukuran absorban dan kosentasi Alkaline Phosphatase pada LCD.
2. Mengetahui rangkaian untuk pengukuran Alkaline Phosphatase dalam darah berbasis mikrokontroller AT89s51.
3. Mengukur Alkaline Phosphatase menggunakan filter dengan panjang gelombang 405 nm.
4. Mengetahui tingkat kesalahan Alat Pengukur Alkaline Phosphatase dalam darah berbasis Mikrokontroller AT89s51




1.6 Manfaat penelitian
1.6.1 Manfaat teoritis
1. Bagi institusi pendidikan yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan guna pengembangan teknologi dibidang kedokteran dimasa yang akan datang.
2. Bagi pembaca yaitu hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dapat dijadikan bahan tambahan untuk penelitian berikutnya.
1.6.2 Manfaat praktis
Untuk membantu meringankan pekerjaan petugas laboratorium atau seorang analis dalam melaksanakan pekerjaanya, karena dengan mengggunakan alat ini seorang analis dapat menyelesaikan tugasnya dengan mudah dan cepat serta kecil kemungkinan terjadi kesalahan.

Pembatasan Masalah

1.3 Pembatasan Masalah
Di dalam perencanaan pembuatan modul dan karya tulis, penulis membatasi. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi karacuan dan pelebaran masalah dalam penyajian yaitu :
1. Membahas tentang rangakaian dan menampilkan nilai Absorban dan Konsentrasi Alkaline Phosphatase.
2. Menggunakan panjang gelombang yaitu 405 nm untuk pengukuran Alkaline Phosphatase.
3. Penulis membatasi penggunaan hanya pada orang dewasa.




1.4 Rumusan Masalah
Dapatkah tampilan hasil diagnosa berupa nilai absorban dan konsentrasi Alkaline Phosphatase (ALP) pada LCD dengan menggunakan IC Mikrokontroller AT89s51.

Identifikasi Masalah

Lampu tungsten halogen dalam hal ini digunakan sebagai sumber cahaya tampak. Kemudian sensor photodiode pada alat ini digunakan sebagai sensor kuvet. Sedangkan rangkaian mikrokontroller AT89s51 sebagai pengolah data dimana tampilannya dapat dilihat pada layar display untuk mengetahui hasil pengukuran.

1.2 Identifikasi Masalah
Di dalam penelitian ini penulis akan menguraikan tentang alat kesehatan di laboratorium khususnya alat yang digunakan untuk mengukur kosentrasi Alkaline Phosphatase (ALP) dalam darah. Pada saat alat yang sering digunakan kebanyakan masih dalam bentuk analog / manual. Untuk itu dengan dikembangkannya “Alat Pengukur Alkaline Phosphatase (ALP) Dalam Darah Berbasis Mikrokontroller AT89s51“ ini di harapkan dapat mempermudah kerja paramedis dan operator di dalam menganalisa suatu penyakit dengan tingkat ketepatan yang tinggi.

Alkaline Phosphatase

Alkaline Phosphatase juga dapat untuk diagnostic berasal dari hepar dan kadang-kadang dari mukosa usus dan plasenta. Alkaline Phosphatase ditemukan dlam urina dan empedu. Alkaline Phosphatase yang meningkat merupakan tanda dini kerusakan hepar kolestatik karena obat- obatan tertentu. Peningkatan terutama karma stimulasi oleh kolestasis, karena kelebihan sintesa enzim di dalam sel hepar yang melapisi kanalikulus empedu kemungkinan berperannya kelemahan sekresi ke dalam empedu.
Dari hasil pengukuran atau pengamatan kemudian akan ditentukan nilai normal kandungan Alkaline Phosphatase (ALP) :
Tabel 2.1 Alkaline Phosphatase (ALP)
+25º C +30º C +37º C
Anak-anak < 400 U/l 140 – 970 U/l 190 – 1300 U/l
Dewasa 60 – 170 U/l 80 – 220 U/l 100 – 290 U/l

Untuk mendapatkan hasil dari pengukuran kosentrasi alkaline phosphatase dalam darah dengan memanfaatkan spectrum cahaya tergantung dari sumber cahayanya, metode reagensia yang dipakai dan sensor yang digunakan agar didapatkan hasil pengukuran yang akurat dan dibantu oleh rangkaian mikrokontroller untuk mengolah data yang dihasilkan dari suatu pengukuran.

Prinsip Dasar

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prinsip Dasar
Cahaya memancarkan energi foton apabila foton tersebut mengenai materi maka materi akan mencapai keadaan eksitasi, tiap – tiap atom akan dapat melakukan eksitasi apabila menyerap energi yang memiliki panjang gelombang tertentu sesuai dengan energi dasar.
Ketika cahaya melewati sebuah larutan yang menyerap atau mengabsorbsi radiasi, maka sejumlah cahaya akan diserap oleh larutan tersebut. Misalnya intensitas pancaran sinar yang jatuh pada larutan adalah I0, maka intensitas sinar yang lolos dari larutan adalah It.


Gambar 2.1 Penyerapan Cahaya
Hukum Beer Lambert :
“Banyaknya cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi zat yang menyerapnya.“
Hubungan %T dengan Abs
 A = kdc
Dimana :
A : Absobance
k : Konstanta
d : Tebal larutan
c : Consentrasi

perkembangan dunia teknologi

Di masa sekarang ini perkembangan dunia teknologi dan ilmu pengetahuan semakin maju dengan pesatnya, hal ini juga terjadi dalam bidang kedokteran khususnya peralatan elektromedik. Perkembangan yang semakin pesat ini terasa sekali manfaatnya bagi kita semua dan berdampak positif bagi dunia kesehatan. Dengan peralatan yang lebih modern, canggih dan praktis diharapkan akan memudahkan seorang tenaga medis dalam memeriksa serta mendiagnosa suatu penyakit dengan teliti dan hasil yang akurat.
Pengukuran Alkaline Phosphatase (ALP) dalam darah merupakan salah satu cara yang sering dipakai dalam laboratorium klinik untuk mengidentifikasikan jenis penyakit yang diderita oleh seorang pasien. Dalam mengukur kosentrasi alkaline phosphatase dalam darah ini menggunakan suatu alat yang memanfaatkan spectrum cahaya dimana alat bantu utamanya adalah lampu tungsten halogen, sensor photodiode dan IC mikrokontroller.